Wajib Tau, Kesalahan Pengusaha Membangun Bisnisnya Melalui Koneksi!!!


Merasa seluruhnya itu serba mudah. Di mana terdapat keinginan, di sana terdapat jalur.

Kala memiliki koneksi serta kedekatan dengan suatu pabrik pengolahan kayu di Sukabumi serta bisa memasok emergency box buat suatu bank nasional pada 2004( Saat ini, akhir 2019 masih nampak baik serta kokoh tergeletak di bermacam kantor cabangnya), aku berpikir kalau TK serta PAUD memerlukan banyak perabotan game serta meja sofa kecil secara teratur. Hendak menjadikannya selaku ceruk pasar yang gampang. Tiap jalur yang terdapat sekolahannya senantiasa dihitung serta diperkirakan selaku lahan potensial pemasaran.

Baru kapok serta jera, kala mengalami realitas kalau nyatanya tidak gampang apalagi jadi mustahil kala mengalami bermacam penolakan. Mulai dari susah menemui kepala sekolahnya, mendengar kalau belum perlu perabotan yang baru, dipingpong ke anak buah yang mengurusinya serta memohon dibikinkan sample free, hingga meeting sebagian kali di sekolah ataupun di sebagian kafe, tetapi hasilnya nol besar. serta menjalakan koneksi dengan orang dalam ataupun orang kuatnya jika ingin menemukan bisnisnya. Belum lagi wajib berbagi hasil keuntungan, jika orang bukan marketing berkata dengan sinis selaku duit suap ataupun sogokan, kemudian mengalami hal- hal baru yang lain. Nyatanya mafia serta kolusi itu riil terdapatnya. Bukan dongengan ataupun imajinasi kosong.

Pantas saja, kalangan pribumi yang bukan berlatar balik keluarga orang dagang, kerap apriori serta kurang tertarik dengan dagang. Tidak hanya enggan berlumur KKN serta ikut serta dalam mafia bisnis, pula lebih terhormat serta bersih apabila jadi pejabatnya. Kan, cuma membubuhkan tandatangan, telah bisa komisi sekian persen! Tidak terdapat orang yang berkata kalau itu merupakan aksi kurang baik, sebab seluruh keluarga besar hendak memperoleh cipratan rejekinya.

Demikianlah kesalahan besar yang aku jalani kala mengawali bisnis aku. Makanya, jika berjumpa dengan pebisnis berpengalaman, aku tidak sering mencermati petuah serta nasihatnya gimana melaksanakan usaha yang baik serta sukses. Mereka senantiasa menolak, serta merendah mengaku tidak ketahui apa- apa tentang bisnis.

Tidak hanya itu, aku mulai menguasai kenapa terdapat anak miliarder yang menolak meneruskan usaha ortunya. Lebih memilah jadi dosen serta pengajar di AS. Jadi Prof, S3, serta lumayan puas dengan memperoleh balas jasa yang dirasa lumayan menurutnya.

Sedangkan orang di mari ternganga- nganga apabila melihat terdapat orang yang baru berumur 25 tahun telah menyandang gelar PhD serta sebentar setelah itu jadi prof. Terlebih yang mempromosikan itu merupakan mamanya sendiri yang jadi orang dagang emas serta membuka lapak di Pasar Baru. 

Posting Komentar

0 Komentar